Sejarah SMA Santo Antonius
Pada tahun 1985, Pastor HJ. Sondermeijer, SCJ yang menggantikan Pastor G. Elling, SCJ sebagai Pastor Paroki St. Antonius Padua Bidaracina, Jakarta Timur, merasa perlu untuk mendirikan SMA demi menampung lulusan SMP Antonius I agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Yayasan St. Antonius membeli sebidang tanah seluas 4.335 m2 di tepi Jl. DI. Panjaitan Kav. 46, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 1986.
SMA Antonius Jakarta didirikan pada 09 Agustus 1988, berlokasi Jl. DI. Panjaitan Kav. 46, Rawabunga, Kec. Jatinegara, Kota Administrasi Jakarta Timur, DKI Jakarta. Sekolah ini didirikan dalam upaya untuk menyediakan pendidikan lanjut bagi masyarakat sekitar. Gedung SMA Antonius berlantai empat dibangun di Jl. DI. Panjaitan Kav. 46, Rawabunga . Gedung tersebut mulai digunakan pada tahun ajaran 1987/1988. Tahun demi tahun SMA Antonius Jakarta mengalami perkembangan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini terbukti bahwa sejak tahun 1995/1996 SMA Antonius memperoleh status disamakan dari pemerintah dan yang terus meningkat sampai pada dengan yang terakhir tahun ajaran 2024/2025 memperoleh status terakreditasi dengan nilai A. Selain itu, prestasi akademik maupun non akademik siswa/i serta fasilitas pendukung, sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar juga terus dikembangkan.
P ada awal tahun 2000, Dewan Pendiri dan Pengurus Yayasan berpikir untuk kelangsungan Yayasan St. Antonius ini dengan menyerahkan kepada pihak Paroki St. Antonius Bidaracina. Oleh karena berbagai alasan, pihak paroki menolak untuk mengakuisisi Yayasan tersebut. Maka, pada 31 Juli 2002, atas persetujuan J. Darmaatmadja, SJ, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Dewan Pendiri dan Pengurus Yayasan menyerahkan Yayasan kepada Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ). Dengan demikian, terjadi pengalihan kepemilikan dan pengelolaan Yayasan St. Antonius yang meliputi unit sekolah SD, SMP dan SMA Antonius.
Pada tahun periode 2005-2014 dirasakan persaingan yang makin ketat pada sekolah-sekolah baik sekolah negeri maupun swasta. Untuk itu tidak ada pilihan lain, kecuali peningkatan kualitas dan sarana-prasarana unit sekolah Yayasan dengan pembangunan-pembangunan, seperti: laboratorium bahasa, laboratorium komputer, pemasangan AC pada setiap kelas, kantin, pemasangan berbagai teknologi pendukung di setiap kelas untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Selain itu, peningkatan mutu dan kinerja guru juga terus ditumbuh-kembangkan demi menjadikan sekolah-sekolah pada Yayasan sebagai Lembaga Pendidikan yang bermutu, diminati banyak masyarakat dan dengan biaya yang terjangkau.
Dalam berbagai kesempatan pertemuan dengan Yayasan-Yayasan Katolik yang bergerak di dunia pendidikan Keuskupan Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo, Pr, Uskup Keuskupan Agung Jakarta mengharapkan agar Kongregasi yang bekerja di dunia pendidikan dapat membagikan spiritualitasnya melalui sekolah sebagai kekhasannya. Maka, seiring dengan kemantapan dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sekolah serta totalitas Kongregasi SCJ dalam pelayanan sekolah, maka pada tanggal 5 April 2014, Yayasan Santo Antonius Bidaracina berubah menjadi Yayasan Pendidikan Katolik Leo Dehon (YPKLD) yang berdomisili di Jl. DI. Panjaitan Kav. 46, Rawabunga, Jakarta Timur. Dengan demikian, SMA Antonius menjadi bagian di dalam tata kelola Yayasan Pendidikan Katolik Leo Dehon (YPKLD).